Ana
memperkirakan bahwa akan ada yang tertarik dengan artikel ini karena itu Ana
membuat judul semenarik mungkin. Meski lebih kalah menarik dari sumbernya, Ana
senang berkesempatan membagikan aspirasi sebagai sumber inspirasi bagi saudara
saudari sekalian. Hanya basa basi.
Dewasa
ini manusia di hadapkan dengan berbagai masalah kehidupan, rasanya capek
menghadapi masalah ini dan itu tiap harinya. Kita di hadapkan dan di lalaikan
oleh kehidupan dunia. Meski tidak semuanya namun hal ini dapat sangat mudah di
jumpai dalam keseharian kita. misalnya pernah tidak saudara sementara kuliah
dan azan dzuhur berkumandang? Sangat sedikit yang tergerak untuk minta izin
untuk sholat bahkan mungkin tidak satupun.
Bukan
hanya di bangku perkuliahan, di dunia luar bahkan hampir di semua bidang
kehidupan kita akan menemui aktivitas yang mana kebanyakan orang terfokus
sampai-sampai melupakan tujuan penciptaannya. Allah Swt berfirman dalam surah Az-Zariyat
ayat ke-56 “Aku tidak menciptakan Jin dan Manusia melainkan agar mereka
beribadah kepada-Ku.”
Kita
semua setuju 100% bahwa jalan lurus hanyalah jalan Allah sesuai dengan risalah
petunjuk yang di bawa oleh Rasulullah Saw. maka tidak di ragukan lagi bahwa
keberadaan kita di dunia ini hanyalah untuk tujuan supaya kita menjadikan
aktivitas dalam hidup ini sebagai ibadah saja.
Inilah
yang di maksud dengan “perdagangan yang
tidak akan rugi.” Allah berfirman
dalam surah Fatir ayat ke-29 “sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca
kitab Allah (Al-Qur’an) dan melaksanakan salat dan menginfakkan sebagian rezeki
yang kami anugerahkan kepadanya dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka
itu mengharapkan perdagangan yang tidak
rugi.”
Lebih
lanjut Allah berfirman dalam surah Saba’ ayat ke-3 “...tidak ada yang
tersembunyi bagi-Nya sekalipun seberat zarrah baik yang dilangit maupun yang di
bumi yang lebih kecil dari itu atau yang lebih besar, semuanya tertulis dalam
kitab yang jelas.” Zarrah adalah jenis yang terkeicl dalam semut. Biasnaya orang
arab menyebutkan sesuatu yang paling kecil dengan Zarrah.
Kemudian
dalam ayat ke-4 “agar dia (Allah) memberi balasan kepada orang-orang yang
beriman dan mengerjakan kebajikan . mereka memperoleh ampunan dan rezeki yang
mulia.”
Apa
yang coba kami sampaikan adalah bahwa Hanya Allah yang maha melihat dan maha
mengetahui. Kebaikan apaun yang kita lakukan bahkan sekecil apapun itu tidaklah
sia-sia. Kenapa demikian? Jawabannya karena kebaikan yang didasarkan pada
ibadah di saksikan oleh yang maha melihat dan ketahuilah bahwa semua perbuatan
ibadah di perhitungkan tidak terlewat sedikitpun karena di nilai oleh Yang Maha
Teliti.
Pertanyaannya sekarang
apa yang harus kita lakukan?
Wahai
saudaraku Allah yang maha pengasih menyediakan solusinya. Silahkan cek dalam
Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 148, “...maka
berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah
akan mengumpulkan kamu semuanya. Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.”
Kebaikan
pasti anda setuju bahwa kebaikan yang dilakukan adalah ibadah, kita di
perintahkan untuk melakukan kebaikan, bahkan kita dianjurkan berloma-lomba. Karena
kita pasti akan merasakan mati, maka mari berjuang, berjihad, berbuat baik
mulai dari sekarang.
Jadi
kebaikan disini dapat di artikan sebagai ibadah. Lalu yang perlu diketahui
sekarang adalah bagaimana supaya ibadah yang kita lakukan menjadi tidak rugi,
alias ibadah kita diterima di sisi-Nya. Saudaraku hanya ada dua syarat yang
harus terpenuhi :
Syarat ke-1 Ikhlas semata karena
Allah
وَمَا
أُمِرُوا إِلاَّ لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ
وَيُقِيمُوا الصَّلاَةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ
“Padahal mereka tidak disuruh
kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam
(menjalankan) agama”.
[QS. Al Bayyinah : 5]
إِنَّ
اللهَ عَزَّ وَ جَلَّ لاَ يَقْبَلُ مِنَ الْعَمَلِ إِلاَّ مَا كَانَ لَهُ خَالِصًا
وَابْتُغِيَ بِهِ وَجْهُهُ
“Sesungguhnya Allah tidak menerima
suatu amal perbuatan kecuali yang murni dan hanya mengharap ridho Allah”. [HR. Abu Dawud dan Nasa’i]
Syarat
ke-2 Al-Ittiba’
Al-Ittiba’
artinya ibadah yang kita lakukan sesuai dengan tuntunan dan petunjuk yang
disampaikan oleh Rasulullah Saw.
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ
“Sesungguhnya
telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu”.
[QS. Al-Ahzaab: 21]
Sekarang
anda sudah tahu apa yang harus dilakukan yaitu berlomba-lomba dalam berbuat
kebaikan, kemudian sudah tahu cara supaya amalan kebaikan di terima oleh Allah.
Silahkan berjuang, beramal, menebarkan kebaikan mulai dari sekarang. Terimah kasih
Sumber
: Al-Qur’an ; abufawaz.wordpress.com;
0 comments:
Post a Comment