Allah swt melalui firman-Nya dalam
Al-Qur’an menetapkan nama-nama yang sudah dinash/dicap sebagai penghuni neraka,
seperti: Abu Lahab beserta istrinya, Fir’aun dan Qarun.
1 & 2. Abu Lahab dan istrinya
Abu lahab namanya Abdu ‘Uzza bin Abdul
Muthalib, ia termasuk paman Nabi Muhammad saw. ia dinamakan Abu Lahab karena
wajahnya yang selalu menyala-nyala. Dan istrinya bernama Ummu Jamil.
Kedua insan itu telah dicap oleh Allah swt
sebagai orang yang celaka di dunia dan diakhirat; kedua insan ini telah
mengalami kegagalan hidup didunia dan kerugian besar diakhirat; abu lahab dan
istrinya dicap Allah sebagai penghuni nerakan.
Abu Lahab dan Istrinya adalah termasuk
orang yang paling menyakiti Rasulullah saw dan terhadap dakwah yang Beliau Saw.
lakukan. Abu Lahab adalah penghalang dakwah Islamiyah sedangkan istrinya adalah
penyebar fitnah.
Nash Al-Qur’an yang menunjukkan bahwa Abu
Lahab dan istrinya adalah termasuk penghuni neraka adaalh termaktub dalam firman
Allah Swt. Dalam surah Al-Lahab 111 ayat 1-5:
Artinya: binasalah kedua tangan Abu Lahab
dan sesungguhnya ia akan binasa. Tidaklah berfaedah kepadanya harta benda dan
aap yang ia usahakan. Kelak dia akan masuk kedalam api yang bergejolak. Dan
istrinya pembawa kayu bakarnjuga dimasukkan kedalam api neraka. Yang dilehernya
ada tali dan sabut.
Diterangkan dalam sebuah riwayat. Pada
suatu hari Nabi Saw. mengumpulkan para
kabilah suku Quraisy disebuah tempat yang lapang, lalu Nabi Saw. naik ke gunung
dan berseru memberikan sebuah dakwah Islamiyah, untuk menanamkan Aqidah. Dan
selanjutnya beliau bersabda:
Artinya: “wahai bani Fulan sesungguhnya aku
ini adalah Rasul/utusan Allah kepadamu, aku diperintahkan agar amu menyembah
Allah dan janganlah kamu menyekutukan sesuatu dengan-Nya. Dan hendaklah kamu
membenarkan aku serta membelaku hinga aku menyelesaikan apa yang ditugaska
Allah kepadaku.”
Dilain riwayat Beliau Saw. dalam
kesempatan itu bersabda:
Artinya: “bagaimana menurutmu jika aku
memberitahu kamu bahwa ada musuh akan menyerbu pagi atau sore? Apa kalian akan
membenarkan aku? Mereka menjwab: ya, lalu beliau bersabda: “sesungguhnya aku
ini adalah pemberi peringaan kepadamu disana dihadapan ada siksa yang pedih.”
Setelah Rasulullah saw. berbicara, maka
Abu Lahab yang ikut mendengarkan dalam kerumunan khalayak ramai itu berkata
dengan suara lantang: “celakalah kamu, wahai, Muhammad sepanjang hari! Apakah
hanya untuk itu kamu mengumpulkan kami?” maka turunlah surah Al-Lahab
sebagaimana yang tersebut diatas.
Setelah bani Hasyim bersepakat dibawah
pimpinan Abu Thalib untuk melindungi Nabi Saw. sekalipun mereka belum masuk
kedalam agama yang beliau dakwahkan itu karena mempertahankan sikap ekstrim
kesukuan mereka, maka Abu Lahab dan saudara-saudaranya bergabung dengan suku
Quraisy yang setia untuk menentang mereka. Abu lahab ikut serta dengan
orang-orang yang menulis perbuatan
“memutuskan hubungan dengan Bani Hasyim” yang digantungkan di Ka’bah
yang diantara isinya adalah mengadakan boikot bahan makanan hinga mereka mau
menyerahkan Muhammad Saw. untuk di bunuh.
Sebelum diutus menjadi Rasul, Abu Lahab
telah meminang kedua putri beliau yaitu Ruqayyah dan ummi Kalsum untuk
dipertunangkan dengan kedua puranya. Tetapi setelah Nabi Saw. diutus sebagai
Rasul, maka dia menyuruh kedua putranya untuk memutuskan tunangannya itu,
dengan maksud menyudutkan Rasulullah Saw.
Abu lahab dan istrinya selalu melakukan
teror fisik dan mental terhadap Rasulullah Saw. dan dakwah Islamiyah secara
keji dan kejam.
Rumah Nabi Saw. dengan Abu Lahab itu
sangat berdekatan jadi ancaman yang
dilancarkan kepaa Beliau itu sangat tepat dan hebat.
Dalam suatu riwayat, bahwa istri Abu
Lahab, Ummu Jamil pada suatu malam pernah menebarkan duri dijalan tempat dimana
Nabi Saw. lewat. Maka Ummu jamil disebut sebagai “Hamlul hathob” atau pembawa
kayu bakar sebagai kiasan atas tindakan-tindakannya yang keji dan busuk itu.
Dari keterangan-keterangan diatas, dapat
diambarkan bahwa Abu Lahab adalah seorang yang menentang dakwah Rasulullah Saw.
sedangkan Ummu Jamil adalah seorang pembawa fitnah untuk melemahkan dakwah
Rasululah Saw.
Adakah suami istri dizaman sekarang ini
seperti Abu Lahab dan istrinya? Kalau ada berarti mereka berdua telah menempuh
jalan yang salah, dan sepatutnya melakukan muhasabah untuk kembali dijalan
Allah Swt.
Kecelakaan dan kehinaan serta kesengsaraan
yang diberikan oleh Allah swt. Kepada Abu Lahab dan istrinya, adalah sebagai
imbalan atas kedurhakaannya dan makarnya kepada
Allah Swt. Dan Nabi-Nya. Dan sebagai balasan Akhirat untuk Abu lahab dan
istrinya adalah Neraka, itulah balasan yang setimpal.
2. Fir’aun
Fir’aun artinya raja:yang dimaksud dengan
adalah raja-raja yang memerintah dinegeri Mesir zaman daulu; dan Fir’aun yang
memerintah dan berkuasa di zaman Nabi Musa as. Mungkin Rames II, memerintah
tahun 1250 SM. Kata-kata Fir’aun banyak disebutkan dalam Al-Qur’an.
Fir’aun adalah termasuk orang dari sekian
banyak orang atau hamba Allah yan dinash sebagai penghuni neraka. Ia sampai
dinash oleh Allah sebagai penghuni neraka, karena sikap kesombongannya dumuka
bumi Allah ini, tidak hanya berlaku sombong dihadapa sesama manusia juga
kesombngannya terhadap Allah yang menciptakan dunia beserta isinya. Ia juga
menentang dan melawan serta menolak ajaran-ajaran dakwah islamiyah yang dibawa
oleh nabi Musaas. Sebagai utusan Allah Swt. Ia tidak mau mengakui dan akan
adanya tuhan, malah ia mengakui dan menyatakan dirinya sebagai tuhan.
Sebagai seorang raja yang mengaku dirinya
tuhan, dan diantara jalan mengukuhkan kerajaannya adalah ia memerintahkan
kepada menteri-menterinya supaya membunuh atau menyembelh anak laki-laki
dan membiarkan hidup anak-anak
perempuan; ia juga memerintahkan kepada para pengikut nabi Musa supaya dibunuh
atau dibantai. Sungguh keterlaluan dan melampaui batas sikap Fir’aun ini.
Dalam Al-Qur’an telah diabadikan kekejaman
fir’aun ini, seperti Qur’an surah Al-Qashash ayat 4:
Artinya: “sesungguhny Fir’aun menyombongkan dirinya dibumi dan membuat
pendudukya berpecah belah. Dia menindas satu golongan dari mereka, menyembelih
anak-anak laki-laki dan membiarkan hidup anak-anak perempuan mereka.
Sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan.
Fir’aun berkeinginan mengukuhkan kerajaannya dengan
cara memecah belah rakyatnya dalam beberapa golongan sehingga dengan memecah
perpecahan itu terjadi persainagan dan masing-masing golongan membenci golongan
yang lain dan berlomba-lomba menunjukkan kesetiaannya. Dan jika mereka bersatu
niscaya mudah menyusun kekuatan untuk menentang kedzalimannya. Ahli nujumnya
meramalkan bahwa kekuasaannya akan
dihancurkan oleh seorang laki-laki keturunan Bani Israil yang berada dibawah
kekuasaannya. Lalu Fir’aun memerintahkan untuk membunuh setiap anak-anak
laki-laki yang lahir. Sebenarnya kedatangan anak
laki-laki itu bukan untuk menghancurkannya tetapi untuk mengajaknya agar
beriman kepada Allah. Demikian maksud dari surah Al-Qashash.
Firman Allah Swt. Dalam surah Yunus ayat 83:
Artinya: “maka
tidak ada yang beriman kepada musa melainkan dketurunan dari kaumnya dalam
ketakutan kepada Fir’aun dan pemuka-pemuka mereka yang akan memfitnah mereka.
Sesungguhnya Fir’aun berkuasa dibumi , dan sesungguhnya dia termasuk oang-orang
yang melampaui batas.
Yang dimaksud denga memfitnah disini ialah ancaman
pembunuhan terhadap pengikut Musa dan dihadapan Allah,karena dia
memproklamirkan dirinya menjadi Tuhan, serta menghina Tuhannya Musa. Dalam
surah Al-Qashash: 38-39:
Artinya: “dan
Fir’aun berkata: “hai pembesar-pembesar, aku tidak mengetahui ada Tuhan bagi kamu selain aku. Maka
biarkanlah untukku, hai Haman tanah liat, lalu buatlah untukku bangunan
bangunan yang tinggi supaya aku naik melihat Tuhan Musa. Dan sesungguhnya aku
yakin bahwa dia termasuk orang-rang yang dusta. Dan dia (Fir’aun) beserta
balatentaranya berlaku sombong dibumi tanpa alasan yang benar, dan mereka
menyangka bahwa sesungguhnya mereka tidak dikembalikan kepada kami.”
Fir’aun menyuruh mendirikan bangunan yang tinggi
untuk dapat melihat Tuhan Musa, adalah untuk menutupi kelemahan dirinya dan
juga agar pengikut-pengikutnya tidak terpengaruh oleh Musa.
Maka sebagai balasan yang diberikan Allah kepada
Fir’aun dan baa tentaranya adalah laknat
sewaktu didunia yang berupa kehancuran kekuasanya dengan ditengelamkannya
kelaut; sedang diakhirat kelak ia akan mendapatkan siksa neraka Abadi.
Hal ini telah ditegaskan oleh Allah swt. Dalam
surah Al-Qashash ayat 4:
Artinya: “maka
kami mengadzabnya beserta bala tentaranya lalu kami lemparkan mereka kedalam
laut. Maka perhatikanlah bagaimana jadinya kesudahan rang-orang yang dzalim.”
Firman-Nya dalam surah Al-Isra’ ayat 103:
Artinya: “maka Fir’aun bermaksud mengusir mereka
(Bani Israil) dari mesir, maka kami tenggelamkan dan sekalian orang-orang yang
bersamanya.”
Nabi Musa dan kaumnya yang beriman kepadanya
diselamatkan dari ancaman Fir’aun dan adzab Allah, sementara Fir’aun dan
balatentaranya semuanya dibinasakan oleh Allah, ditengelamkan kedalam laut.
Artinya: “dan
kami selamatkan Musa dan sekalian orang-orang yang bersamanya. Kemudian kami
tenggelamkan golongan yang lain yaitu Fir’aun dan pengikutnya yang turun kelaut
mengejar nabi Musa. Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah sebagai tanda
kekuasaan Allah, dan adalah kebanyakan mereka tidak beriman.”
Itulah nash Allah untuk Fir’aun sebagai figur orang
yang gila pangkat, gila kekuasaan, sehingga aturan hidup yang dijalankannya
bukan lagi aturan dari sang pencipta yang Maha Kuasa, akan tetapi aturan yang
dimainkan disesuaikan dengan kemauan hawa nafsunya sendiri.
Kalau sekarang ini ada orang yang gila dengan
kekuasaan gila dengan apangkat dan jabatan sehingga segala cara untuk
mempertahankan kekuasaannya sehingga sampai mengalalkan segala cara untuk
mencapai keinginan hawa nafsunya, maka dia telah mewarisi sifat dan sikap
fir’aun yang hidup pada zaman nabi Musa dulu. Dengan demikian ia mewarisi
ancaman Allah berupa siksaan neraka.
4.
Qarun
Qarun adalah nama salah seorang yang telah dinash
sebagai penghuni neraka karena sikap kesombongannya dan kebakhilannya.
Qarun adalah nama salah seorang anak paman nabi
Musa as. Yang dikaruniakan oleh Allah kekayaan yang melimpah ruah yang tiada
bandingannya. Namun ia tidak mengaku bahwa kekayaan yang melimpah ruah itu
diraihnya berkat keuletannya dan kepandaiannya dalam berdagang. Al-Qur’an
menggambarkan bahwa kekayaan qarun itu tiada bandingannya; kunci
gudang-gudangnya saja tidak dapat diangkat oleh seorang saja, karena saking
banyaknya. Namun malang bagi si Qarun, kekayaan-nya yang melimpah ruah itu
membuat dirinya smbong, bakhil, kejam serta berbuat dzalim bahkan kufur kepada
Allah.
Firman Allah Swt. Dalam surah Al-Qashash:76:
Artinya: “sesunguhnya
Qarun adalah termasuk kaum Musa, lalu Qarun berlaku aniaya terhadap mereka. Dan
kami berikan kepadanya sebagian perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sunguh
berat dipikul oleh sekumpulan orang yang mempunyai kekuatan, tatkala kaumnya
berkata kepadanya: “jangalah engkau sombog, sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang sombong.”
Dan firman-Nya lagi dalam surah Al-Qashash ayat 78:
Artinya: “Qarun berkata: sesungguhnya aku hanya diberi harta
kekayan karena ilmu yang ada padaku karena kepandainku. Dan tidaklah dia
mengetahui sesungguhnya Allah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat
daripadanya dan lebih banyak mngumpulkan harta? Dan tidak ditanya orang-orang yang
berbuat dosa tentang dosa-dosa mereka.”
Maksudnya karena terlalu banyaknya dosa yang telah
mereka lakukan dan mereka sudah menyadarinya, bahwa tidak lagi ditanyakan
tentang dosa-dosanya itu, mereka langsung
dimasukkan kedalam neraka. Demikian maksud ayat 78 diatas.
Karena sikap kesombongannya karena banyak hartanya,
Qarun pada suatu hari mengadakan perjalanan keluar kota untuk memamerkan
kekayaannya dan kekuasaan yang dimilikinya, dengan segala kemegahannya.
Artinya : “maka Qarun keluar keapada kaumnya dengan
kemegahannya. Orang-orang yang menginginkan kehidupan dunia berkata: “wahai
kiranya begi kamu seumpama apa yang diberikan kepada Qarun, sesungguhnya dia
mempunyai keberuntungan yang besar.”(QS.
Al-Qashash:79).
Itulah ucapan yang terlontar dari mulut orang-orang
yang tidak punya ilmu,yang hanya mementingan kehidupan dunia, yang hanya
menilai gemerlapnya dunia. “sungguh beruntung
Qarun itu”, itulah ucapan orang-orang yang bodoh.
Akan tetapi ucapan orang yang berilmu ketika meihat
kemegahan yang dipamerkan oleh Qarun beserta kaumnya/pengikutnya, sangat
berbeda dengan ucapan orang yang tidak punya ilmu. Ditegaskan oleh ayat
selanjutnya (QS.
Al-Qashash:80).:
Artinya: “dan berkatalah orang-orang yang
dianugerahi dengan ilmu: “celakalah kamu, padahal dari Allah lebih baik bagi
orang yang beriman dan beramal shaleh. Dan tidak mendapatkannya melainkan
orang-orang yang sabar.”
Maksud rang yang dianugerahi dengan ilmu disini
ialah yang pengalamannya atau pandangannya jauh, dapat membedakan antara
kebaiakn dengan keburukan, antara kebenaran dengan kepalsuan.
Sebagai balasa atas kesombongannya dan
kebakhilannya maka Allah membenamkan Qarun dan kaumnya beserta segala harta
bendanya yang disanjung-sanjung dan dimegah-megahkan itu kedalam bumi.
Hal ini telah diabadikan dalam Al-Qur’an surah
Al-Qashash ayat 81:
Artinya: “maka kami benamkan Qarun beserta rumahnya
kedalam bumi. Dan tidak ada sesuatu golongan yang dapat menolongnya selain dari
Allah. Dan tidaklah dia termasuk orang-orang yang dapat membela diri.”
Itulah nash Allah yang diberikan kepada figur
manusia yang sombong dengan hartanya, yaitu Qarun. Semoa kita dijauhkan dari
sikap dan perilaku Qarun yang menyebabkan
datagnya azab dari Tuhan.
Na’udzu billaahi min dzaalik tsumma na’uudzu
billaahi min dzaalik.
5.
Qabil
Habil dan Qabil adalah putra nabi Adam as. Kedua
putra ini diperintahkan oleh Adam as. Lewat wahyu Allah untuk mengadakan qurban
dari hasil peternakan dan pertaniannya. Dari hasil persembahan qurbannya itu,
Habil diterima qurbannya sedangkan Qabil tidak diterima qurbannya. Sebab Qabil
memilih barang yang jelek sebagai persembahan qurban sedangkan Habil memilih
barang-barang yang baik untuk diqurbankan.
Sejak itu Qabil menaruh dendam kepadanya untuk
dibunuhnya. Niat dendam si Qabil itu terlaksana. Dengan demeikian Qabil telah
menanggung dua dosa, pertama dosa pembunuhan dan dosa melanggar ketetapan Allah
swt. Perbuatan Qabil itu menjadikan dirinya termasuk penghuni neraka.
Kisah pembunuhan Qabil yang pertama kali di muka bumi
ini telah diabadikan dalam Qur’an surah Al-Maidah ayat 27-32:
(27).ceritakanlah
kepada mereka kisah kedua putra Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya,
ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka diterima dari salah seorang dari
mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia (Qabil)
berkata: aku pasti membunuhmu.” Berkatalah Habil: “sesungguhnya Allah hanya
menerima kurban dari orang-orang yang bertaqwa.”
(28).sungguh
kalau kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku sekali-kali
tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Sesungguhnya aku
takut kepada Allah, Tuhan seru sekalian alam.
(29).sesungguhnya
aku ingin agar kamu kembali dengan membawa dosa membunuhku dan dosamu sendiri,
maka kamu akan menjadi penghuni neraka,dan yang demikian itulah pembalasan bagi
orang-orang yang zalim.
(30).maka
hawa nafsu Qabil menjadikannya menganggap mudah membunuh saudaranya Habil,
sebab itu dibunuhnyalah, maka jadilah ia seorang diantara orang-orang yang merugi.
(31).kemudiana
Allah menyuruh seekor burung gagak menggali dimuka bumi untuk memperlihatkan
kepadanya (Qabil) agaimana seharusnya dia menguburkan mayat saudaranya. Berkata
Qabil :”aduhai celaka aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak
ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?” karena itu jadilah dia
seorang diantara orang-orang yang menyesal.
(32).oleh
karena itu kami tetapkan suatu hukum bagi Bani Israil, bahwa barang siapa yang
membunuh seorang manusia, bukan karena oran itu membunuh orang lain, atau bukan
karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh
manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia,
maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya.dan
sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul kami dengan membawa
keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak diantara mereka itu
sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi.
6.
Kan’an
Kan’an adalah putra nabi Nuh as. Yang kafir, sedang
putra-putra nabi Nuh yang beriman ialah Sam, Ham, dan Jafits. Kan’an
ditenggelamkan oleh Allah bersama dengan orang kafir lainnya yang tidak mau
beriman kepada Allah. Sedang nabi Nuh beserta orang beriman diselamatkan dari
air bah dengan menumpangi kapal yag dibuatnya, yang mana pembuatan
kapal/bahtera tersebut berdasarkan wahyu Allah swt.
Kan’an termasuk orang yang mendapat azab dari Allah
swt. Mengenai kisah Kan’an yang ditenggelamkan oleh Allah dalam peristiwa
banjir diabadikan dalam Qur’an surah Hud ayat 42-43:
(42).dan
bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung. Dan Nuh
memanggil anaknya Kan’an sedang anak itu berada jauh ditempat terpencil: “Hai
anakku, naiklah kekapal bersama kami dan janganlah kamu berada bersama-sama
orang kafir.
(43).anaknya
mejawab: “aku akan mencari perlindungan sendiri kegunung yang dapat
memeliharaku dari air banjir! Nuh berkata tidak ada yang dapat melindungi hari
ini dari adzab Allah selain Allah saja yang maha penyayang.” Dan gelombang
menjadi penghalang antara keduanya, maka jadilah anak itu termasuk orang-orang
yang ditenggelamkan.
(44).dan
difirmankan: “hai bumi telanlah airmu, dan hai langit (hujan) brhentilah”, dan
airpun disurutkan, perintahpn diselesaikan dan bahtera itu pun berlabuh diatas
bukit judi, dan dikatakan: “binasalah orang-orang dzalim.”
(45).dan
Nuh berseru kepada Tuhannya sambil berkata: “ya Tuhanku, sesungguhnya anakku
termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janji Engkau itulah yang benar. Dan
engkau adalah hakim yang seadil-adilnya.
7 & 8. Istri Luth dan istri
Nuh
Kedua wanita tersebut adalah suaminya menjadi
Nabiyullah. Hal ini menjadi bukti bahwa sekalipun nabi tidak dapat membela
istrinya dari adzab Allah apabila mereka menentang agama, menentang al-haq yang
datangnya dari Allah.
Kedua istri nabi tersebut adalah berkhianat
terhadap suaminya, tidak mengikuti ajaran yang dibawa oleh suaminya yang
datangnya dari Allah, malah menentang dan menjadi peghalang atas kenabiannya.
Kedua istri Nabi tersebut oleh Allah telah diancam masuk neraka.
Mengenai kisah kedua istri nabi yang durhaka dan
menentang agama Allah tersebut telah diabadikan oleh Allah dalam Al-Qur’an
surah At-Tahrim ayat 10:
Artinya: “Allah membuat istri Nuh dan istri Luth
perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya berada dibawah pengawasan dua
orang hamba yang shaleh diantara
hamba-hamba kami; lalu kedua istri itu berkhianat kepada kedua suaminya, maka
kedua suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikitpun dari siksa Allah; dan
dikatakan kepada keduanya ‘mausklah keneraka bersama orang-orang yang masuk
neraka.”
9.Azar
Azar adalah ayah nabi Ibrahim, sebagai pembuat
patung, penjual sekaligus penyembahnya. Dibuat-buat sendiri tuhanya dan
disembah sendiri. Selain patung-patung dan berhala-berhala itu disembahnya,
juga diperjual belikan kepaa orang lain untuk dijadikan sesembahan.
Artinya: “dan ingatlah di waktu Inrahim berkata
kepada bapaknya Azar: “pantaskah engkau wahai bapak menjadikan berhala-berhala
sebagai tuhan-tuhan? Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan
yang nayta.”
Dalam surat At-Taubah Allah menegaskan bahwa Azar
adalah musuh Alah, penentang Allah, penentang ajaran tauhid yang dibawa anaknya
Ibrahim. Tepatnya dalam ayat 114:
Artinya: “dan permintaan ampun dari Ibrahim kepada
Allah untuk bapaknya, tidak lain hanyalah karena suatu janji yang telah
diikrarkannya kepada bapaknya itu. Maka tatkala jelas bagi Ibrahim bahwa
bapaknya itu adalah musuh Alah, maka Ibrahim berlepas diri daripadanya.
Sesungguhnya Ibrahi adalah eorang yang sangat
lembut hatinya lagi peyantun.”
10.Namrudz
Namrudz adalah seorang raja di Babilonia, ia
berkuasa dimasa Nabi Ibrahim. Ibrahim pembwa agama Tauhid, agama yang
mengajarkan untuk mengesakan hanya kepada pencipta alam semesta ini. Siapa yang
berhak untuk disembah dan dipuja; siapa yang berkuasa untuk mnghidupkan dan
mematikan. Sedang agama Namrudz adalah agama Thagut, menyembah patung dan
berhala.
Namrudz khawatir kekuasaannya tergeser dengan kehadiran Ibrahim dengan
agama barunya, maka ia mulai menaruh dendam kepada Ibrahim dan berbagai cara
yang dilancarkanya untuk melumpuhkan dakwah Ibrahim. Diterangkan dalam
Al-Qur’an bahwa Ibrahim pernah enggempur patung-patung yang menjadi sesembahan
Namrudz dan kaumnya, dengan tujuan untuk meluruskan kepercayaan yang salah;
mengapa patung dan berhala, yang bisu tidak bisa mendengar dan melihat, tidak mempunyai daya
kekuatan sama sekali, kok disembah dan dimintai pertolongan.
Puncak dendamanya Namrudz terhadap Ibrahim atas
agama yang dibawanya itu ialah Ibrahim dibakar hidup-hidup dalam kobaran api.
Tetapi Ibrahim diselamatan oleh Allah swt, begitu kobaran api menjadi padam,
Ibrahim tetap segar bugar dan tidak terluka samasekali.
Namrudz sudah
terang-terangan menentang Tuhannya Ibrahim, Tuhan yang menciptakan alam
semesta, tuhan yang berkuasa untuk menghidupkan dan mematikan, Tuhan yang
mengatur malam dan siang, Tuhan yang bisa menerbitkan matahari dari sebelah
timur. Dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 258, disana Namrudz mendebat Ibrahim tentang kekuasaan Tuhannya.
Artinya: “apakah am tidak memerhatikan orang
(Namrudz) yang mendebat Ibrahim tentang Tuhannya (Allah) karena Allah telah
memberikan kepada orang itu pemerintahan. Ketika Ibrahim mengatakan ‘Tuhanku
ialah yang meghidupkan dan yang mematikan’, orang itu (Namrudz) berkata: ‘saya
juga bisa menghiudpkan dan mematikan . ibrahim berkata: “sesungguhnya Allah
menerbitkan matahari dari arah timur,
maka terbitkanlah dia (matahari) itu dari timur”, lalu heran terdiamlah orang
kafir itu; dan Allah tidak memberikan petunjuk kepadA orang-orang dzalim.”
Argumentasi Namrudz “menghidupkan” yaitu membiarkan
hidup dan “mematikan” ialah membunuh. Pada suatu hari seusai mendengar Ibrahim
sebagaimana yang terdapat dalam ayat diatas, namrudz mendatangkan duaa orang
budak, budak yang satu dibiarkan hidup, maka itu yang dinamakan oleh Namrudz
sebagai kalimat meghidupkan. Sedangkan budak yang yang satuna dpenggal
lehernya, itulah yang dinamakan oleh Namrudz
dengan kalimat mematikan padahal perlakuan demikian dinamakan membunuh.
Perkataan yang dilontarkan oleh Namrudz kepada Ibrahim tersebut sebenarnya
sebagai ejekan dan hinaan.
Maka sebagai balasan yang diterima namrudz atas
penentangannya terhadap Ibrahim adalah temat kembali yang uru, ialah neraka
Jahannam. Bukan Namrudz saja, tetapi semua yang menjadi penentang ajaran
tauhid, maka tempat kembalinya adalah neraka. Perhatikan beberapa firman Allah
di bawah ini yang terdapat dalam surah shaad ayat 55-59, yang berkenaan dengan
balasan yang diterima bagi orang-orang yang menentang Nabi:
(55).beginilah keadaan mereka para penentang nabi
dan sesungguhnya bagi orang-orang yang durhaka benar-benar disediakan tempat
kembali yang buruk.
(56).yaitu neraka Jahannam, yang mereka masuk
didalamnya, maka amat buruklah Jahannam itu sebagai tempat tingal.
(57).inilah adzab neraka biarlah mereka
merasakannya, minuman mereka air yang sangat panas dan air yang sangat dingin.
(58).dan adzab yan lain yang serupa dengan itu
berbagai macam
(59).dikatakan kepada mereka: “ini adalah suatu
rombongan pengikut pengikutmu yang masuk berdesak-desak bersama kamu ke
neraka.” Berkata pemimpin mereka yang durhaka: “tiadalah ucapan selamat datang
kepada mereka karena sesungguhnya mereka masuk neraka.”
Demikianlah orang-orang yang sudah dinash oleh
Allah swtt sebagai penghuni neraka kelak dihari kiamat dan hari
pertanggungjawaban hidup dialam ahirat. Semoga kta dijauhkan dan diselamatkana
dari tempat tinggak yang mengerikan dan menyengsarakan di akhirat kelak. Amin.
Terimakasih atas ulasannya
ReplyDelete