Jangan tinggalkan muhasabah




Ini tentang ahlul gurur. Manusia-manusia yang tertitpu waktu dalam perjalanan menuju sang pencipta alam semesta. Tentang kegagalan memaknai hidup yang Cuma sebentar, tentang dangkalya keyakinan yang tidak cukup berakar. Tentang rapuhnya pendirian yang tidak bersandar. Juga tentang lemahnya motivasi yang mudah pudar.
Image result for muhasabah
Keinginan untuk berbuat benar serta upaya agar hari-hari yang dilalui menjadi semakin baik, kalah melawan musuh-musuh perampok umur, hawa nafsu, setan, dan kesenangan dunia. Hingga tubuh yang bertambah uzur, tidak juga menambah amalan luhur. Ia gugur bersama kemestihan berakhirnya nafas yang tak lagi teratur. Kaku membujur diliang kubur.
 Ahlul ghurur adalah mereka yang terjerumus dalam perangkap mematikan; lalai dalam melakukan muhasabah dalam hidup. Mereka acuh karena merasa tidak butuh. Padahal ia salah satu penjamin kebaikan bagi manusia, insayaallah. Hingga ahlul ghurur abai akan pebgumpulan bekal untuk menghadap sang khalik dialam kekal, nanti meski hari terus berganti dan berlari.
Menutup mata dari akibat sebuah perbuata adalah salah satu ciri mereka. Merekalupa atau tidak tahu bahwa setiap apa yang dilakukan manusia akan kembali pada dirinya sendiri dalam wujud balasan yang setimpal. Baik maupun buruk, sedikit maupun banyak serta tersembunyi maupun tampak. Allah maha adil dan tidak aada satu perbuatan pun yang tidak berbalaskan. Dan kebaikan tidak akan pernah sama dengan keburukan, sekecil apapun.
Ciri yang lain adalah larut dalam keadaan, tidak berdaya dalam memperahankan prinsip kebenaran sebab mengandung resiko. Sekedar menjadi penggembira, tertawa bersama yang lain meski harus acuhkan batin yang merintih. Mereka ingin hidup aman dan nyaman. Tak ingin celaan, makian, umpatan, dan penolakan karena semuanya sangat menyakitkan. Dan itu bermakna, bagi mereka, meminimalisir gangguan dari lingkungan sekitarnya. Sehingga larut dalam keadaan menjadi sebuah keharusan. Bukankah tidak ada yang perlu ditakutkan jika mengikuti dan menjadi serupa dengan yang lain? Ia adaalah sebuah kawasan nyaman, comfort zone!
Terlalu mengandalkan ampunan Allah adalah tanda berikutnya. Meski selintas tidak ada yang salah dengan keyakinan bahwa Allah swt adalah sang maha pengampun, bahkan untuk kesalahan sebanyak buih dilautan, tetapi mengandalkannya secara berlebihan menjadi kontra produktif. Tidak seimbang menyertakan fakta selainnya, bahwa Allah juga maha adil dan maha cepat hisab-Nya.
Dengan semua tanda ini, ahlul ghurur mudah jatuh dalam lembah dosa, sebab yang hak dan batil tampak serupa. Kemudian menikmati hidup dalam gelimang kesia-siaan berkepanjangan, hingga sulit berpisah ketika kebenaran terkadang datang menyapa, karena sudah menjadi kebiasaan. Tapi, benarkah seperti ini yang kita inginkan? Waiyyadzubillah
Sumber: ar-Risalah edisi 111
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment

0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...