Ketahuilah, Allah Ta’ala tidak membutuhkan amal ibadah kita. Allah Ta’ala memerintahkan kita untuk menyembah-Nya, namun bukan karena Ia butuh untuk disembah. Allah berfirman:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ مَا أُرِيدُ مِنْهُمْ مِنْ رِزْقٍ وَمَا أُرِيدُ أَنْ يُطْعِمُونِ إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ
“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku (saja). Aku tidak menghendaki rezeki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi-Ku makan. Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezeki Yang mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh” (QS. Adz Dzariat: 56-58)
Kita beribadah atau tidak, kita melakukan amal kebaikan atau tidak, kita taat atau ingkar, kita maksiat atau tidak, sama sekali tidak berpengaruh pada keagungan Allah Ta’ala. Andai seluruh manusia beriman dan bertaqwa, keagungan Allah tetap pada kesempurnaan-Nya. Andai semua manusia kafir dan ingkar kepada Allah, sama sekali tidak mengurangi kekuasaan-Nya.
Beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala merupakan tugas pokok manusia. beribadah salah satu hakikatnya untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah Swt. sehingga kemuliaan bisa diraih dengan keridaan-Nya.
lantas mungkin banyak diantara kita yang bertanya kapan seorang hamba itu sangat dekat kepada Allah? pertanyaan ini telah dijawab oleh Rasulullah Saw. diriwayatkan oleh at-Tirmidzi; an-Nasai, 1/279; al-Hakim: bahwasanya Rasulullah Saw. bersabda "saat dimana Allah paling dekat dengan seorang hamba adalah ditengah malam yang terakhir; maka jika kamu mampu termasuk orang-orang yang berdzikir kepada Allah pada saat itu, maka lakukanlah"
dalam riwayat lain oleh Musli, 1/350 Rasulullah Saw. bersabda "Saat dimana seorang hamba paling dekat dengan Tuhannnya adalah disaat sujud; oleh karena itu, perbanyaklah doa (dalam sujud)'
0 comments:
Post a Comment