Jika langkah usaha Anda terhenti
karena ketiadaan modal, maka Anda salah besar. Perlu Anda ketahui bahwa modal
atau uang bukanlah hal utama yang menjadi penggerak roda perniagaan. Rasul
memulai bisnis dengan bermodalkan Lillah, kepercayaan dan keahlian. Lewat 3
modal inilah bisnis Rasul berkembang pesat yang mulanya hanya sebagai pekerja
kemudian menjadi pemilik dan investor.
Perjalanan
bisnis Rasul menunjukkan bahwa beliau adalah seorang pengusaha yang handal
dalam strategi penjualan dan pemasaran di zamannya. Bahkan salah seorang
saudagar kaya -yang kelak menjadi istrinya- tertarik untuk berinvestasi
menitipkan barang dagangan untuk dijual oleh beliau.
Kesuksesan beliau dalam berbisnis
bukan tidak mungkin ditiru oleh kita di masa sekarang. Rasulullah SAW tidaklah
memberikan contoh kecuali untuk ditiru dan diikuti. Untuk itu wahai para
usahawan muda mari sejenak kita simak bagaimana meraih sukses dengan berdagang
ala Rasul.
Dalam perniagaannya Rasulullah menerapkan prinsip bisnis sebagai berikut:
Dalam perniagaannya Rasulullah menerapkan prinsip bisnis sebagai berikut:
Usaha adalah ladang menjemput syurga
Hidup adalah amal shaleh. Prinsip ini selalu diterapkan
Rasul dalam segala aspek kehidupan termasuk dalam berdagang. Sehingga dalam
berbisnis tidak hanya keuntungan duniawi yang dikejar namun keuntungan akherat
yang lebih diutamakan.
Praktek dagang ala Rasul sangat jauh berbeda dengan praktek kebanyakan pedagang saat ini yang hanya mementingkan keuntungan duniawi. Padahal kita harus ingat bahwa kehidupan dunia hanyalah kesenangan sementara yang akan segera ditingggalkan. Bahkan jika dibandingkan dengan lamanya waktu akhirat kita hidup di dunia ini mungkin hanya sehari atau bahkan 1/2 hari saja.
Apa kita rela memperoleh murka Allah yang abadi kelak dikarenakan kita mengejar materi dunia yang sedikit? Apakah kita akan menuruti prinsip usaha “cari yang haram saja susah apalagi cari yang halal”? Sehingga kita berani terang-terangan menghalalkan apa yang diharamkan oleh Allah SWT.
Praktek dagang ala Rasul sangat jauh berbeda dengan praktek kebanyakan pedagang saat ini yang hanya mementingkan keuntungan duniawi. Padahal kita harus ingat bahwa kehidupan dunia hanyalah kesenangan sementara yang akan segera ditingggalkan. Bahkan jika dibandingkan dengan lamanya waktu akhirat kita hidup di dunia ini mungkin hanya sehari atau bahkan 1/2 hari saja.
Apa kita rela memperoleh murka Allah yang abadi kelak dikarenakan kita mengejar materi dunia yang sedikit? Apakah kita akan menuruti prinsip usaha “cari yang haram saja susah apalagi cari yang halal”? Sehingga kita berani terang-terangan menghalalkan apa yang diharamkan oleh Allah SWT.
Kejujuran
adalah aset meraih kepercayaan
Rasulullah sangat mengutamakan kejujuran dalam melakukan
transaksi perdagangan. Sudah semestinya jika gelar Al-amin disandangkan di
belakang nama beliau. Padahal di masa itu praktek kecurangan para pedagang lain
begitu merajalela.
Rasulullah SAW tidak ikut ke dalam arus kotor tersebut, tapi berani tampil beda melawan arus asalkan berada di pihak yang benar. Di tengah-tengah pedagang curang, muncul seorang pedagang jujur sehingga tidak heran pelanggan langsung tertarik padanya.
Salah satu praktek nyata dari sifat jujur tersebut yakni beliau menerangkan kondisi barang yang dijual sesuai dengan aslinya. Beliau menyebutkan kelebihan barang yang memang bagus dan menyebutkan kekurangan barang yang memang jelek sehingga harga jual disesuaikan dengan kualitas barang.
dengan jujur. Rasulullah tidak mengambil untung banyak ketika berdagang sehingga harga asli barang dengan harga jual barang tidak terlalu jauh berbeda.
Rasulullah SAW tidak ikut ke dalam arus kotor tersebut, tapi berani tampil beda melawan arus asalkan berada di pihak yang benar. Di tengah-tengah pedagang curang, muncul seorang pedagang jujur sehingga tidak heran pelanggan langsung tertarik padanya.
Salah satu praktek nyata dari sifat jujur tersebut yakni beliau menerangkan kondisi barang yang dijual sesuai dengan aslinya. Beliau menyebutkan kelebihan barang yang memang bagus dan menyebutkan kekurangan barang yang memang jelek sehingga harga jual disesuaikan dengan kualitas barang.
dengan jujur. Rasulullah tidak mengambil untung banyak ketika berdagang sehingga harga asli barang dengan harga jual barang tidak terlalu jauh berbeda.
Memenuhi janji adalah aset menjaga kepuasan pelanggan
Memenuhi janji adalah salah satu ciri orang-orang yang beriman sebagaimana firman Allah SWT sebagai berikut:
يا أَيُّهَا الَّذينَ
آمَنُوا أَوْفُوا بِالْعُقُودِ
“Wahai orang-orang
yang beriman penuhilah akad-akad….” (Al-Maidah: 1)
Dalam
dunia perdagangan Nabi Muhammad selalu menjual kualitas barang sesuai dengan
yang dijanjikan. Selain itu dalam pemasaran pun beliau selalu mengirim barang
yang dipesan tepat waktu. Disamping hal itu, beliau tidak pernah mencurangi
konsumen dengan cara mengurangi takaran dan timbangan. Beliau tak pernah
membiarkan pelanggan merasa ditipu dan akhirnya kecewa.
Inilah strategi yang jitu untuk meraih kepercayaan pelanggan. Pelanggan yang merasa puas tentunya akan menyebarluaskan rasa puasnya tersebut terhadap orang lain tanpa kita minta sekalipun, terutama orang-orang yang dekat dengannya. Pemasaran dari mulut ke mulut merupakan teknik pemasaran yang efektif karena berita yang keluar dari teman dekat akan lebih dipercaya daripada berita yang disampaikan brosur.
Dengan memenuhi janji, maka kepuasan pelanggan akan terjaga sehingga pelanggan tidak akan lari ke pedagang lain. Cobalah menerapkan 3 prinsip ini dalam usaha bisnis Anda. Insyaallah, Anda pun akan meraih sukses sebagaimana kesuksesan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam berdagang.
Inilah strategi yang jitu untuk meraih kepercayaan pelanggan. Pelanggan yang merasa puas tentunya akan menyebarluaskan rasa puasnya tersebut terhadap orang lain tanpa kita minta sekalipun, terutama orang-orang yang dekat dengannya. Pemasaran dari mulut ke mulut merupakan teknik pemasaran yang efektif karena berita yang keluar dari teman dekat akan lebih dipercaya daripada berita yang disampaikan brosur.
Dengan memenuhi janji, maka kepuasan pelanggan akan terjaga sehingga pelanggan tidak akan lari ke pedagang lain. Cobalah menerapkan 3 prinsip ini dalam usaha bisnis Anda. Insyaallah, Anda pun akan meraih sukses sebagaimana kesuksesan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam berdagang.
sumber:
kabarmakkah.com
0 comments:
Post a Comment