kemusyrikan yang membudaya

Kemusyrikan yang membudaya
Seri mengharap berkah pada kuburan
Sumber: Al-Balagh menebar dakwah merespo realita

Kemusyrikan  sudah demikian membudaya, sehingga menjelma menjadi peradaban, bahkan dikalangan sebagian besar kaum muslimin menjadi agama yang digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Pemujaan kepada selain Allah  swt. Oleh sebagian kaum muslimin dari berbagai  lapisan masyarakat dengan coraknya yang bermacam-macam sudahh mengakatr dan membudaya. Mulai dari jmat-jimat, amalan-amalan, rajah-rajah, pengisian-pengisian, pemujaan-pemujaan terhadap kuburan, ilmu-ilmu kekebalan dan pengasihan yang berlatar belakang dzikir, dunia pezinaan, perdukunan, dan berbagai bentuk kemusyrikan lain.
Padahal syirik adalah dosa terbesar. Apabila orang tidak bertaubat dari perbuatan syirik dan mati dalam keadaan syirik dan mati dalam keadaan syirik, maka Allah tidak akan mengampuninya, kekal didalam neraka, wal’iyadzul billah. Allah swt berfirman dalam surah an-Nisa:48 yang artinya sesungguhnya Allah tidak mengampuni perbatan dosa syirik kepada-Nya, dan Allah mengampuni dosa selain syirik bagi siapa saja yang dikehendaki-Nya.
Perpecahan , kehinaan, ketertindasan, ekonomi morat-marit, situasi politik sangat meresahkan dan berbagai madzab lain yang ditimpakan Allah kepada umat Islam, tidak lain karena mereka umumnya telah berpaling dari tauhidullah dan terperosok kedalam pekatnya kegelapan  kemusyrikan.
Sementara itu sebagian tokoh-tokoh ummat isam tidak peduli dengan permasalahan mendasar ini. Bahkan tidak jarang mereka justru ikut terbawa arus memasuki pusaran syirkiyah. Mereka hanya berfikir untuk kepentingan duniawi bagi dirinya sendiri dan kelompoknya saja. Tidak peduli dengan nasib ummat yang sedang menuju neraka.
 mengharap berkah pada kuburan

berziarah ke kuburan adalah hal yang disyariatkan dalam agama Islam, namun jika dimaksudkan untuk mendapat dari pemilik kubur maka ini adalah syirik.
Pada bulan-bulan atau hari-hari tertentu, misalnya, menjelang Ramadhan atau bulan-bulan lainnya. Banyak orang Islam  berbondong-bondong dari berbagai tempat ke petilasan/kuburan-kuburan kyai, orang-orang shaleh  atau yang dianggap wali.
Mereka datang dari tempat yang cukup jauh dengan mencurahkan tenaga, fikiran dan harta. Tidak peduli berapa banya harta yang yang akan terbuang untuknya. Padahal orang yang paling suci dan paling terhormat, yaitu Rasulullah saw telah bersabda: “janganlah kamu mengharuskan bepergian (untuk ibadah/berziarah) kecuali ke tiga mesjid: mesjidil Haram, Mesjidku ini (mesjid Nabawi) dan mesjidil Aqsa. (Muttafaq Alaih).
Jadi, kecuali ketiga mesjid yang disebutkan dalam hadits diatas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah melarang umatnya untk sengaja mengharuskan melakukan perjalanan dalam rangka peribadatan.
Maka hanya dengan melakukan ziarah-ziarah ke kuburan-kuburan orang yang dianggap wali dari tempat-tempat yang jauh itu sudah merupakan pelanggaran terhadap larangan Rasulullah saw.
Apalagi, jika ternyata bahwa ziarah-ziarah ke kuburan-kuburan diangap para wali itu dimaksudkan hanya untk meminta berkah, meminta-minta kepada orang yang telah mati dan mencari syafa’at. Jia demikian halnya, maka jelas bahwa itu adalah syirik besar.



Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment

0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...