Berkata
kotor merupakan ahlak tercela yang harus dihhentikan. Karena setiap amal
perbuatan yang dilakukan oleh seluruh anggota badan dapat berpengaruh didalam
hati. Khususnya pengaruh lisan, karena apa yang diungkapkan lisan merupakan
proyektor bagi hati. Maka setiap kata akan menorehkan goresan yang membekas
didalam hati. Bila lisan berkata dusta, maka didalam hati akan tergores
gambaran dusta dan karenanya wajah hati menjadi bengkok. Bila lisan berbicara
tentang sesuatu yang tidak berguna, maka wajah hati menjadi hitam dan kelam.
Oleh sebab itu banyak membual pada gilirannya akan membuat hati menjadi mati.
Itulah ebabnya maka Rasulullah saw. Menaruh perhatian yang sangat besar
terhadap persoalan lisan.
Nabi saw.
Bersabda:
Artinya:
“barangsiapa menjaminkan padaku apa yang
ada di antara dua bibir/lisan dan apa yang ada diantara dua kaki/kemaluan, maka
aku menjamin surga baginya.”
Ketika Nabi
saw. Ditanya mengenai faktor apa yang banyak menyebabkan orang masuk neraka,
beliau menjawab:
“yaitu, dua lubang, mulut dan kemaluan.”
Nabi saw.
Bersabda:
“bukankah banyak
manusia yang terjerumus kedlam api neraka hanya akibat lisannya?
nabi saw.
Juga bersabda:
“barangsiapa
diam, ia akan selamat.” Mu’adz bertanya kepada beliau: “amal apakah yang paling
utama?” nabi saw. Mengeuarkan lidahnya dan meletakkan tanannya di atasnya
seraya bersabda: “sesungguhnya sebagian besar dosa manusia bersumber dari
lisannya.”
Nabi saw.
Bersabda:
Artinya: “barangsiapa yang beriman kepada Allah
dan hari Akhir, berkatalah yang baik atau sebaiknya diam saja.”
Nabi saw.
Bersabda:
Artinya:
“Barang siapa
banyak bicara, maka banyak dosanya. Barangsiapa banyak dosanya, maka yang
paling layak baginya adalah api neraka.”
Oleh karena
itu, Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a. dalam banyak kesempatan, selalu meletakkan batu
dalam mulutnya untuk mencegah dirinya agar tidak banyak bicara.
0 comments:
Post a Comment