Meneladani sifat Al-Gaffar




Tak ada gading yang tak retak! Tak ada satupun didunia ini yang sempurna. Sangat mustahil, mahluk yang tercipta dari sesuatu yang hina (manusia) dapat mencapa itingkatan kesempurnaan. Mari berpikir rasional, kita menginginka orang-orang disekitar kita tampil sempurna dan ideal. Tapi, apakah kita sudah mencapai derajat kesempurnaan seperti yang kita inginkan dari orang lain? Sekali lagi mari kita bercermin dari orang lain? Sekali lagi mari kita bercermin! Dan kesempurnaan mutlak hanya milik Allah swt.
Image result for Meneladani sifat Al-Ghaffar
Ibnu Rumi pernah berkata, “mereka adalah manusia dan dunia yang tak mungkin lepas dari kotoran yang membosankan mata atau mengotori minuman. Tidak adil jika engkau menginginkan orang yang sangat sempurna, sementara engkau sendiri tidak sempurna.”
Dalam kehidupan sehari-hari, selalu ada kelakuan dan perkataan yang salah atau tidak sempurna. Kita menemukananya dalam pergaulan dengan teman, sahabat, bahkan orang tua. Pihak yang palig besar kesalahannya adaalah awan atau musuh. Karena yang terlihat sisi buruknya saja. Hal ini tidaklah aneh karena orang memandang rivalnya secara subjektif dari pada berpikir oblektif. Masalahnya adalah jia kita menjadi objek dari kesalaahn yang dibuat orang lain. Dalam keadaan ini biasanya bukan fisik yang terluka namun hati yang merasa perih. Jika sudah begitu tentunya berat untuk memaafkan kesalahan orang lain.
Sebenarnya kata maaf itu sangat muda, namun sungguh tidak adil jika seseorang menjauhi saudaranya hanya karena satu atau dua kesalaahan yang tidak bisa ia terima. Terlebih lagi ia selalu mengingatnya tanpa melihat ebaikannya sedikit pun, meskipun sebenarnya kesalahan itu hanya satu titik jika dibandingkan dengan kebaikan yang telah ia berikan. Padahal sudah menjadi hal yang aklum, bahwa menghindari satu kesalaahn adalah tingkatan yang amat sulit dicapai.
Jika kita termasuk orang yang awet memendam dendam, mari belajar kepada salah satu sahabat Nabi yang mulia. Kisah ini benar-benar terjadi dimasa Rasulullah saw. Sahabat tersebut melewati majelis Rasulullah saw. Beliau mengabarkan pemuda itu telah dijanjikan oleh Allah Jannah. Para sahabat terkejut, karena pemuda itu tidak terkenal. Mereka penasaran dan saling menebak amalan rahasia apa yang menjamin pemuda tersebut sehinga dijanjikan jannah oleh Allah swt. Salah seoran sahabat yang  tidak dapat membendung keingintahuannya mencoba membuntuti pemuda tersebut, lalu meminta izin untuk menginap dirumahnya. Sama sekali tidak dilihatnya amalan fisik yang pantas untuk dikagumi. Lantas ia bertanya “Rasulullah saw. Menjaminmu masuk surga, amalan apa yang telah engkau kerjakan sehingga mengantarmu hingga sampai kesurga? Aku samasekali tidak melihat amalan yang istimewa. Lantas ia menjawab “ aku tidak meakukan apa-apa, hanya saja sebelum tidur aku selalu membersihkan hati dan memaafkan kesalahan orang lain meskipun mereka belum meminta maaf padaku.
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment

0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...